Skip to content
  • Instagram
  • Facebook
Info Bintaro

Info Bintaro

Pusat Info & Gaya Hidup

Untuk liputan atau kerjasama media partner, hubungi info@infobintaro.com

  • Home
  • Berita
  • Kuliner
  • Etalase
  • Gaya Hidup
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Otomotif
  • Teknologi
  • Event
  • Universitas Pembangunan Jaya
  • Kesehatan

Waspada Mata Kering pada Anak! Dampak Buruk Screen Time Berlebihan pada Era Digital

Enny Vitarini 31 July 2024
Share This

Pada era digital saat ini, perangkat elektronik berlayar, mulai dari televisi, komputer hingga ponsel pintar, tak bisa dilepaskan dari keseharian. Penggunanya pun tak kenal batas usia, dari dewasa, remaja, sampai anak usia dini. Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 menunjukkan sebanyak 36,99 persen anak-anak Indonesia berusia 5-15 tahun sudah memiliki ponsel. Bahkan, 38,92 persen anak berusia 0-6 tahun di Indonesia telah menggunakan telepon seluler; menegaskan bahwa paparan layar gawai sudah terjadi sejak kanak-kanak.

Laporan “Revealing Average Screen Time Statistics” dari Backlinko mendapati rata-rata waktu tatap layar atau screen time masyarakat Indonesia mencapai 7 jam 38 menit per hari. Padahal penggunaan perangkat elektronik berlayar secara kontinu dengan durasi lama berisiko buruk pada kesehatan.

Salah satu yang umum adalah mata kering!  Kerap tak disadari penderitanya, mata kering yang tidak segera ditangani bisa menimbulkan peradangan sehingga mengakibatkan kerusakan permukaan mata  – yang bersifat ringan hingga berat, temporer atau permanen. Anak-anak pun tak luput dari ancaman mata kering ini!

Guna menggiatkan sosialisasi mengenai mata kering kepada masyarakat, eye care leader di Indonesia, JEC Eye Hospitals and Clinics menggelar deretan aktivitas Peringatan Bulan Kesadaran Mata Kering 2024 (sepanjang Juli); seperti gelar wicara radio hingga edukasi dari kantor ke kantor.

Sebagai penutup rangkaian, JEC kembali melaksanakan JEC Eye Talks bersama para jurnalis di Tanah Air, dengan fokus bahasan: “Waspada Mata Kering pada Anak!” Kegiatan ini juga menjadi wujud kepedulian JEC kepada anak-anak Indonesia, sekaligus memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli lalu.

Dokter Mata Kering dan Lensa Kontak, JEC Eye Hospitals and Clinics, Dr. Niluh Archi S. R., SpM (dr. Manda) menyampaikan, “Screen time yang berlebih dapat memengaruhi dinamika berkedip anak, seperti berkurangnya frekuensi dan kelengkapan berkedip. Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata yang seiring waktu berpotensi memulai siklus dry eye.

Meskipun tidak ada perbedaan mata kering berdasarkan usia, tetapi proses anamnesis pada pasien anak lebih sulit ketimbang pasien dewasa. Anak seringkali belum bisa mendeskripsikan keluhan yang dirasakan secara verbal. Ini yang menjadi tantangan.”

Bersifat multifaktorial, dry eye merupakan penyakit atau kelainan pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, adanya ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata. Gejala yang dirasakan penderita dry eye umumnya dimulai dengan mata yang tidak nyaman – seperti mengganjal, sering merah, berair, terasa kering, sensasi berpasir, muncul kotoran, terasa lengket, serta kerap mengucek mata.

Baca Juga  International Health Conference Bali 2023 Siap Digelar

Dr. Niluh Archi S. R., SpM (dr. Manda) melanjutkan, “Di sini kepekaan orang tua sangatlah krusial! Orang tua harus tanggap dan kritis jika mendapati anak mulai menunjukkan gejala-gejala mata kering. Termasuk segera memeriksakan ke dokter mata. Lebih dari itu, orang tua harus tegas memberlakukan batasan screen time kepada anak. Dengan disiplin menjalankan screen time yang bijak, harapannya anak bisa terhindar dari risiko mata kering.”

Berdasarkan rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), anak di bawah 1 tahun dilarang menatap layar gawai. Untuk anak usia 1-3 tahun, screen time tidak boleh lebih dari 1 jam – dengan beberapa catatan.

Khusus batita 1-2 tahun hanya boleh menatap layar yang berupa video chatting (untuk berkomunikasi). Bagi anak usia 3-6 tahun (pra-sekolah), waktu screen time maksimal adalah satu jam per hari, dan semakin singkat semakin baik. Untuk anak usia 6-12 tahun (masa sekolah), screen time yang disarankan adalah maksimal 90 menit per hari. Untuk anak usia sekolah 12-18 tahun (sekolah menengah), waktu screen time tidak lebih dari 2 jam per hari.

Sayangnya, realita screen time anak masih jauh dari rekomendasi ideal tersebut. Sebagai gambaran, sebuah studi di Korea justru memperlihatkan bahwa 9,1 persen anak-anak berusia 9-12 tahun telah mengalami gangguan mata kering. Penggunaan ponsel pintar menjadi faktor pemicu. Anak-anak yang mengalami mata kering ternyata menggunakan ponsel pintar rata-rata selama 3,18 jam per hari. Sejalan penelitian itu, studi lain di Perancis juga mendapati bahwa anak berusia 7 hingga 19 tahun menghabiskan lebih dari 3 jam per hari untuk menatap layar.

Catatan JEC sendiri, di dua cabangnya (RS Mata JEC @ Kedoya dan JEC @ Menteng), selama 2022 terjadi lonjakan pasien dry eye sebesar 62 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Secara jumlah, dalam kurun empat tahun terakhir (2019-2022), JEC telah menangani lebih dari empat ribu pasien gangguan mata kering.

Baca Juga  Hepatitis B Banyak Ditularkan dari Ibu ke Anak

“Jika tidak segera ditangani, kondisi dry eye kronis dapat mengakibatkan peradangan atau infeksi pada konjungtiva, peradangan pada kornea, ulkus kornea atau luka terbuka pada kornea. Dampak lanjutan mata kering yang belum tertangani tak jarang berupa pandangan kabur – yang membuat anak kesulitan membaca. Mengantisipasi itu, pemeriksaan mata secara dini dan berkala menjadi solusi untuk mencegah dampak mata kering pada anak,” tambah Dr. Niluh Archi S. R., SpM (dr. Manda).

Tak berhenti pada sosialisasi untuk peningkatan kesadaran saja, dari sisi layanan, JEC telah memiliki solusi layanan terpadu mata kering: JEC Dry Eye Service. Diperkuat fasilitas yang lengkap dan teknologi modern, sentra ini  menawarkan layanan menyeluruh bagi pasien mata kering, termasuk anak-anak;  mulai dari tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis berupa terapi dry eye.

Pemeriksaan mata kering melalui JEC Dry Eye Service meliputi: Dry Eye Questionnaire, Schirmer Test (menilai volume air mata), Tear Break Up Time/TBUT (menilai stabilitas air mata), Ocular Surface Staining (menilai derajat peradangan), Meibography (menilai kondisi kelenjar Meibom di kelopak mata), TearLab® Osmometer (menilai kadar osmolaritas air mata), dan keratograph (alat bantu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai permukaan mata serta stabilitas lapisan air mata).

Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, tim ahli JEC Dry Eye Service akan memberikan penanganan yang sesuai. Mulai dari artificial tears substitute/lubricants hingga punctal plug pada kondisi berat untuk mengatasi volume air mata yang kurang; pemberian anti-inflamasi dan antibiotik tetes mata maupun orang untuk mengatasi peradangan dan kemungkinan infeksi pada mata; hingga pemberian autologous serum tetes mata untuk memperbaiki permukaan mata yang mengalami kerusakan.

“Melalui Bulan Peringatan Mata Kering, sekaligus dalam rangka Hari Anak Nasional, JEC berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kelainan mata kering yang semakin banyak ditemui pada anak-anak.

Terlebih mengingat penggunaan gadget elektronik yang tak bisa dihindari dan berlangsung terus menerus. Mendukung itu, kehadiran JEC Dry Eye Service juga menjadi penguatan komitmen JEC Eye Hospitals & Clinics untuk terus berkontribusi mengoptimalkan penglihatan sekaligus meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Tanah Air,” tutup Mubadiyah, S.Psi, MM.

(EV)

Tags: bulan kesadaran mata kering jec dry eye service jec eye hospitals and clinics mata kering

Continue Reading

Previous: Pentingnya PIN Polio untuk Mencegah KLB
Next: Sequis Luncurkan Asuransi Kesehatan Sequis Q Infinite MedCare Shield Rider

Related Stories

Riwayat diabetes dalam keluarga bisa diminimalkan di usia muda
  • Berita
  • Kesehatan

Riwayat diabetes dalam keluarga bisa diminimalkan di usia muda

10 January 2025
Langkah Menuju Hidup Panjang dan Sehat di Tahun Baru Ini
  • Gaya Hidup
  • Kesehatan

Langkah Menuju Hidup Panjang dan Sehat di Tahun Baru Ini

6 January 2025
Hindari masalah akibat obsesi makan sehat dengan rencana diet seimbang
  • Gaya Hidup
  • Kesehatan
  • Kuliner

Hindari masalah akibat obsesi makan sehat dengan rencana diet seimbang

2 January 2025

Recent Posts

  • Rayakan 40 Tahun Cita Rasa Swedia Bersama IKEA Meatballs dan Varian Terbarunya
  • Samsung luncurkan earbud terjangkau dengan fitur kecerdasan artifisial
  • IKEA Indonesia Rayakan Kemerdekaan ke-80 dengan Diskon Spesial dan Menu Nusantara
  • Tips Menata Ruang Kerja di Rumah
  • Produk Lokal Indonesia Kini Dijual di Outlet IKEA Seluruh Dunia

You may have missed

Rayakan 40 Tahun Cita Rasa Swedia Bersama IKEA Meatballs dan Varian Terbarunya
  • Uncategorized

Rayakan 40 Tahun Cita Rasa Swedia Bersama IKEA Meatballs dan Varian Terbarunya

21 August 2025
Samsung luncurkan earbud terjangkau dengan fitur kecerdasan artifisial
  • Uncategorized

Samsung luncurkan earbud terjangkau dengan fitur kecerdasan artifisial

19 August 2025
IKEA Indonesia Rayakan Kemerdekaan ke-80 dengan Diskon Spesial dan Menu Nusantara
  • Uncategorized

IKEA Indonesia Rayakan Kemerdekaan ke-80 dengan Diskon Spesial dan Menu Nusantara

13 August 2025
Tips Menata Ruang Kerja di Rumah
  • Uncategorized

Tips Menata Ruang Kerja di Rumah

10 August 2025
  • Instagram
  • Facebook
Copyright © Info Bintaro 2023 - All rights reserved.