Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan musim hujan masih akan mengguyur sebagian besar wilayah Indonesia hingga mencapai puncaknya pada Februari mendatang. Peningkatan curah hujan ini turut mengakibatkan kecelakaan lalu lintas karena kondisi jalan yang licin dan tergenang air.
Baru-baru ini terjadi dua kecelakaan kendaraan roda empat akibat aquaplaning, yaitu kecelakaan pengendara Honda Brio di jalan tol Padalarang-Cileunyi (14/1), dan kecelakaan tunggal Toyota Veloz yang menabrak tiang baliho hingga terbelah dua bagian di Simpang Bandara Internasional Minangkabau, Kabupaten Padang Pariaman (10/1).
National Sales Manager TBR (Truck & Bus Radial) PT. Hankook Tire Sales Indonesia Ahmad Juweni, menyoroti pentingnya keselamatan berkendara, terutama saat hujan yang dapat menyebabkan aquaplaning bagi pengemudi truk. Aquaplaning adalah kondisi dimana ban kendaraan kehilangan traksi atau penapakan pada permukaan jalan saat melewati genangan air hujan di jalanan. Fenomena ini dapat menyebabkan kehilangan kendali atas kendaraan, terutama bagi pengemudi truk yang sering berhadapan dengan kondisi jalan yang basah.
“Dalam menghadapi jalanan licin, diperlukan keterampilan khusus untuk menghindari aquaplaning, terutama ketika truk membawa muatan penuh. Oleh karena itu, kami menghimbau pengemudi kendaraan niaga agar lebih memperhatikan beberapa komponen penting sebelum berkendara dan menerapkan teknik berkendara yang aman,” ungkap Ahmad Juweni. Hankook Tire juga berbagi sejumlah tips untuk mengantisipasi aquaplaning selama musim hujan ini.
Pertama, pastikan tekanan udara di setiap ban sesuai dengan rekomendasi produsen. Tekanan udara yang kurang atau berlebih dapat memengaruhi kinerja ban dan meningkatkan risiko aquaplaning.
Kedua, selain itu, pengendara perlu memeriksa kedalaman tapak pada setiap ban karena tapak yang aus dapat mengurangi traksi dan meningkatkan risiko kehilangan kendali, terutama saat melintasi jalanan basah. Caranya, adalah dengan melihat Tread Wear Indicator (TWI) yang dapat ditemukan pada dinding ban. Jika tanda segitiga TWI sudah menyentuh tapak ban, maka ban harus segera diganti.
Ketiga, kurangi kecepatan saat berkendara di jalan yang basah. Semakin tinggi kecepatan, semakin besar gaya angkat yang terjadi pada ban sehingga semakin mudah ban tergelincir di atas air. Ketika hujan, disarankan pengendara untuk mengurangi kecepatan setidaknya 10 km/jam dari kondisi normal. Perlu diketahui, kecepatan yang lebih rendah memberikan lebih banyak waktu bagi ban untuk mengalami kontak dengan permukaan jalan, meningkatkan traksi, dan mengurangi risiko hilang kendali.
Keempat, ketika berkendara dalam kondisi hujan, disarankan untuk menghindari jalur air berlebih di jalanan. Hindari melintasi genangan air yang terlalu dalam dan jalur dengan air yang mengalir deras, karena hal ini dapat meningkatkan risiko aquaplaning. Sebaiknya, pilih jalur di tengah jalan yang biasanya memiliki kedalaman air yang lebih rendah, sehingga traksi ban dapat tetap optimal.
Namun, apabila pengendara mengalami aquaplaning, hal terpenting yang harus dilakukan yaitu tetap tenang agar tidak kehilangan kendali atas kendaraannya. Cobalah menahan setir tetap lurus dan hindari menginjak pedal rem. Ikuti arah tanpa melawan, dan perlahan koreksi traksi.
Hindari pengereman mendadak, sebab bisa menyebabkan selip dan melintir. Perhatikan faktor seperti tekanan udara ban, keausan, dan kondisi suspensi untuk mencegah aquaplaning yang lebih parah. Jika memungkinkan, arahkan kendaraan ke tepi jalan untuk mengurangi risiko tabrakan.
Ahmad juga mengingatkan perlunya memilih ban khusus kendaraan niaga yang mendukung keamanan berkendara agar meminimalisir kejadian aquaplaning, seperti Hankook Smartflex AH35 dan AH31.
Dari segi teknologi, ban Smartflex AH35 memiliki sejumlah kemampuan untuk menunjang mobilitas di segala musim dan mampu menopang kendaraan niaga dengan radius angkut 5 – 10 ton sedangkan Smartflex AH31 mampu menopang beban dengan radius angkut 10 sampai 25 ton.
Ban Hankook Smartflex AH35 memiliki lebar tapak luas sehingga dapat menghasilkan kinerja jarak tempuh yang lebih jauh. Selain itu ban ini mengusung empat alur bergelombang dan lurus (straight grooves) atau kombinasi dari empat alur ban yang meningkatkan kinerja traksi serta pembuangan air ketika kendaraan melalui permukaan jalan basah sehingga dapat menghindari terjadinya aquaplaning saat berkendara di musim hujan.
Hankook SmartFlex AH31 merupakan ban all-season yang dirancang untuk kendaraan niaga. Ban ini memiliki pola tapak yang inovatif yang membantu meminimalkan aquaplaning. Pola tapak ini menampilkan blok lebar dan kaku, membantu memecah air dan mempertahankan kontak yang baik dengan jalan. Kompon ban yang diformulasikan secara khusus memberikan daya cengkeram optimal di jalan basah, dengan sifat hidrofobik untuk menolak air dan meningkatkan traksi. Dilengkapi dengan desain kerf multi 3 dimensi, SmartFlex AH31 tidak hanya memberikan traksi yang lebih baik tetapi juga mengurangi keausan tidak merata, menjadikannya pilihan yang ideal untuk perjalanan panjang.
Untuk membantu pengemudi lebih siap melakukan perjalanan, Hankook Tire menawarkan konsultasi serta panduan dan tips perawatan di seluruh distributor resmi Hankook. Dengan proaktif menangani keselamatan tapak ban, Hankook Tire bertujuan untuk memastikan bahwa setiap pengemudi dapat menikmati ketenangan pikiran dengan ban yang andal dan terawat dengan baik.
(LUKH)