Manusia dan lingkungan merupakan dua komponen yang tidak bisa dipisahkan. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendirian dan membutuhkan komponen lain untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, manusia memanfaatkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Meskipun demikian, ini bukan menjadi alasan untuk merusak lingkungan dan abai terhadap kondisi lingkungan saat ini.
Meningkatnya kebutuhan dasar manusia akibat populasi yang terus bertambah menjadi salah satu penyebab kerusakan lingkungan di muka bumi. Setidaknya 70% daratan bumi mengalami deforestasi dan degradasi lahan akibat perubahan fungsi hutan hijau menjadi perkebunan dan peternakan. Tidak hanya itu, sebesar 66% permukaan laut telah tercemar oleh limbah industri dan sampah plastic. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengungkapkan negara Indonesia sendiri telah menghasilkan 67,8 ton sampah pada tahun 2020 di mana 37,3% berasal dari aktivitas rumah tangga.Tahukah Anda bahwa minimnya tempat hijau, pembuangan sampah yang tidak tertata, saluran air yang tidak berfungsi dengan baik adalah faktor-faktor yang menyebabkan bencana banjir, abrasi, kebakaran hutan, dan tanah longsor?
Bencana yang disebabkan oleh tangan manusia seharusnya menjadi perhatian bersama untuk mengatasi kerusakan lingkungan. Fenomena ini disebut sebagai environmental disaster yaitu kerusakan lingkungan alam yang disebabkan oleh aktivitas manusia yang memberikan efek negatif terhadap lingkungan. Terdapat banyak ancaman atau environmental risk yang dapat terjadi dari kerusakan lingkungan, seperti ketidakpastian yang tinggi terhadap kondisi lingkungan di masa depan, perubahan iklim yang ekstrem, dan penipisan sumber daya alam. Minimnya kesadaran masyarakat dalam melaksanakan perilaku pro-environmental menunjukkan value dan attitude positif terhadap lingkungan masih rendah.
Pemahaman mengenai hubungan antara manusia dan alam sangat penting ditanamkan dalam diri manusia. Menerapkan perilaku pro-environmental akan membantu kita sadar bahwa sebagai manusia, kita bertugas untuk menjaga kelestarian alam dan tidak mengganggu keseimbangan alam. Memiliki kesadaran yang tinggi dengan keadaan alam dan berusaha mengubah perilaku untuk melindungi kondisi alam saat ini, disebut sebagai green justice atau environmental justice. Lalu, bagaimana cara meningkatkan perilaku pro-environmental dan green justice?
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat atas pentingnya menjaga lingkungan hidup dapat dilakukan melalui informational strategies dan structural strategies. Informational strategies merupakan langkah intervensi melalui kampanye atau sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan agar perilaku kerusakan lingkungan dapat diminimalisir. Misalnya kampanye reduce, reuse, dan recycle yang dilakukan oleh zero waste activist oleh Filomena Compagno yang melakukan sosialisasi dan membuat eco-point bagi masyarakat perumahan untuk mengumpulkan sampah metal, kertas, kaca, dan sampah organik untuk bisa didaur ulang kembali. Selain mengurangi sampah, program 3R ini juga bisa menjadi sarana memperoleh pendapatan melalui daur ulang sampah atau recycle menjadi barang berharga.
Selanjutnya upaya meningkatkan kesadaran masyarakat melalui structural strategies dapat dilakukan melalui perubahan perilaku yang mempengaruhi behavioral decision atau keputusan seseorang dalam berperilaku. Strategi ini fokus pada perencanaan lingkungan eksternal yang dapat mendukung perilaku pro-environmental. Misalnya menyediakan tempat sampah dengan akses yang mudah sehingga orang memutuskan untuk membuang sampah pada tempatnya.
Di sisi lain Pemerintah bisa melakukan Program Pengembangan Kota Hijau dengan menyediakan fasilitas pejalan kaki yang nyaman serta penyediaan transportasi umum yang ramah lingkungan sehingga masyarakat tertarik untuk menggunakannya dan menjadi sebuah cara meminimalisir tingkat polusi.
Terdapat banyak upaya yang bisa dilakukan untuk melindungi kelestarian alam dan mencegah kerusakan lingkungan. Melalui perilaku pro-environmental banyak manfaat yang dapat kita rasakan, bukan hanya sumber dayanya saja yang bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan dasar namun lingkungan juga memberikan manfaat positif bagi kesehatan mental dan fisik seperti mengurangi depresi, menurunkan tingkat kecemasan, dan meningkatkan hormon serotonin. Memperbaiki kondisi lingkungan alam juga akan membantu menghentikan climate change dan mencegah berkembangnya beberapa penyakit di masa depan. Moningka, dkk (2020) dalam penelitiannya juga menyimpulkan bahwa generasi muda saat ini perlu menyadari pentingnya lingkungan. Perlu adanya upaya untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi mereka untuk mengusahakan keberlangsungan lingkungan hidup. Yuk, mulai sekarang terapkan perilaku pro-environmental. Bukan hanya untuk diri sendiri tetapi untuk kebaikan bersama!
Tim penulis:
Clara Moningka & Annisa Windi Soewastika
Prodi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya
Daftar Referensi
- Begum, T. (2019). Humans are causing life on Earth to vanish | Natural History Museum. Natural History Museum. https://www.nhm.ac.uk/discover/news/2019/december/humans-are-causing-life-on-earth-to-vanish.html
- Compagno, F. (2020). Recycling 2020- Reduce, Reuse, and Recycle: The case Terracina- Filomena Compagno- Terracina Zero Waste activist, Italy. Journal of Nuclear Energy & Power Generation Technologies, 4(1), 1–2. https://www.agialpress.com/abstract/recycling-2020-reduce-reuse-and-recycle-the-case-terracina-filomena-compagno-terracina-zero-waste-activist-italy-54000.html
- Evans, M. (2011). Environmental Disasters. Earth Times. http://www.earthtimes.org/encyclopaedia/environmental-issues/environmental-disasters/
- Moningka, C., Rakhman, A., June, S. (2020). Studi pendahuluan untuk program intervensi meningkatkan kepedulian anak dan remaja terhadap lingkungan. Prosiding E-Conference Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara. Denpasar: Udayana Press.
- Price, K. (2021). 5 ways nature supports human health ©. Conservation. https://www.conservation.org/blog/5-ways-nature-supports-human-health
- Rahman, F. A. (2000). Reduce , Reuse , Recycle : Alternatives for Waste Management. NM State University, 1–4.
- Rizaty, M. A. (2020). Mayoritas Sampah Nasional dari Aktivitas Rumah Tangga pada 2020. Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/07/29/mayoritas-sampah-nasional-dari-aktivitas-rumah-tangga-pada-2020
- Steg, L., & Groot, J. I. M. De. (2019). Environmental Psychology. In She Does Math! (2nd Editio). The British Psychological Society. https://doi.org/10.5948/upo9781614441052.002
- Tanan, N., & Suprayoga, G. B. (2015). Fasilitas Pejalan Kaki Dalam Mendukung Program Pengembangan Kota Hijau. Jurnal HPJI, 1(1), 17–28.