Pada tanggal 18 Desember 2020, untuk menutup semester ganjil 2020/21, Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya mengadakan international web seminar dengan judul “Covid 19: upskilling and reskilling of human capital and the psycho-emotional effect”. Internasional web-seminar ini terlaksana atas kerjasama dengan Universitas Malaysia Sarawak (Unimas). Adapun pembicara dari UPJ adalah Dr. Clara Moningka dan pembicara dari Unimas adalah Dr. Ida Juliana Hutasuhut.
Pada seminar ini, topik yang dibicarakan adalah bagaimana meningkatkan kemampuan diri dalam menghadapi perubahan yang sudah terjadi karena pandemi corona. Seperti kita ketahui, perubahan yang terjadi adalah masif dan menyentuh berbagai aspek kehidupan. Perubahan tersebut jelas mempengaruhi cara kita bekerja. Bagi yang tadinya fokus bekerja di kantor, saat ini tentu mengalami kesulitan karena menghadapi peran ganda di rumah; bekerja, mengajarkan anak dan lain sebagainya. Bagi yang masih beruntung, mereka dapat bekerja dengan fokus walau di rumah dan memiliki ruang pribadi untuk bekerja. Bagi kebanyakan orang, kemewahan tersebut tidak mereka miliki. Batas antara pribadi dan pekerjaan menjadi tidak ada. Padahal orang juga butuh ruang pribadi. Hal ini membuat pekerjaan juga menjadi sumber stres yang lebih lagi.
Di satu sisi kemudahan karena bekerja daring juga memang ada. Kita bisa bertemu dalam rapat daring, dapat mengikuti seminar dengan biaya minim, juga memangkas biaya perjalanan. Memang pada dasarnya semua perubahan memiliki dua sisi. Selain hal tersebut dalam seminar ini dibahas pula bagaimana individu harus mampu “lentur” atau bisa beradaptasi dengan keadaan. Jangan sampai kita larut dalam stres dan merasa putus asa. Individu yang bisa beradaptasi dan lentur mengikuti keadaan termasuk mempelajari kemampuan baru yang dibutuhkan akan tetap menunjukkan performasi yang baik dalam keadaan seperti ini.
Performasi memang perlu karena kita hidup dalam dunia yang kompetitif. Terlebih kita menghadapi banyak pengurangan karyawan atau banyak bisnis yang terpaksa ditutup. Hampir semua orang kewalahan dengan kondisi ini. Ada baiknya juga di saat seperti ini kita juga tetap baik terhadap diri kita. Mentoleransi sedikit kelemahan atau progress kita yang mungkin tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Kita bisa “agile but kind to ourselves”. Bisa kompetitif namun juga memberikan ruang pada diri sendiri, memiliki self-compassion. Apapun pilihannya, kita harus optimis dan tetap menjaga kesehatan fisik dan mental kita.
Penulis:
Clara Moningka
Staf Pengajar Prodi Psikologi – Universitas Pembangunan Jaya