Kehidupan pernikahan merupakan perjalanan yang membutuhkan pengorbanan dan usaha dari kedua belah pihak. Usaha dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh individu terhadap pasangan menunjukkan adanya komitmen pernikahan (Monk dalam Latifatunnikmah, 2015). Komitmen pernikahan adalah keinginan individu untuk mempertahankan hubungan pernikahan dengan pasangannya (Agnew, 2009). Komitmen pernikahan ini merupakan komponen penting dalam menjaga stabilitas pernikahan. Apa saja yang perlu diketahui dari komitmen pernikahan ini? Ternyata, komitmen pernikahan ini mempunyai tiga bentuk yang harus dimiliki masing-masing individu. Pertama, komitmen personal, yaitu keinginan bertahan karena cinta individu terhadap pasangan dan perasaan puas terhadap hubungan itu sendiri. Kedua, komitmen moral yaitu rasa tanggung jawab secara moral baik terhadap pasangan maupun janji pernikahan. Terakhir, komitmen struktural, yaitu keinginan bertahan dalam hubungan karena tekanan sosial dan investasi yang tidak bisa diambil kembali (Johnson dalam Story, 2015).
Seiring berjalannya waktu pernikahan, kehadiran anak, perjalanan karier yang terus dikejar bisa membuat individu bertahan dalam pernikahan hanya semata-mata karena rasa tanggung jawab kepada pasangannya saja. Selain itu, individu bertahan dengan pasangannya karena merasa harus memenuhi janji sehidup semati dengan pasangannya sehingga pernikahan yang dijalaninya terkesan “terpaksa”. Hal tersebut memang dapat mencegah individu untuk memilih berpisah dari pasangannya namun pernikahan yang dijalani akan terasa hambar tanpa adanya cinta yang dulu dibangun ketika memulai perjalanan pernikahan.
Komitmen personal yang melibatkan rasa cinta individu terhadap pasangannya sangat penting untuk dipertahankan agar pernikahan yang dijalani menumbuhkan perasaan puas dan bahagia. Komitmen personal ini bisa saja tertutup hanya karena individu terlalu fokus untuk mempertahankan pernikahan karena adanya faktor eksternal saja. Maka, setiap individu ini diharapkan memiliki kesadaran dan keterampilan agar komitmen personal terus ada dalam pernikahan mereka. Penting bagi mereka untuk berkomunikasi dengan baik, mencari celah di sela kesibukan untuk menumbuhkan kembali perasan cinta yang mereka jalin.
Tanpa mengesampingkan dua bentuk komitmen lainnya yaitu komitmen moral dan komitmen struktural di mana kedua bentuk ini juga berperan penting dalam mempertahankan sebuah pernikahan. Komitmen moral ini melibatkan adanya rasa tanggung jawab moral untuk melanjutkan hubungan. Individu yang memiliki nilai bahwa pernikahan harus bertahan hingga maut memisahkan mampu menumbuhkan sikap negatif terhadap perceraian (Johnson, Caughlin & Huston, 1999). Sehingga perceraian tidak menjadi jawaban ketika pernikahan tersebut dilanda masalah. Terakhir, komitmen struktural yang didefinisikan sebagai tekanan dari luar yang membuat individu tetap menjalin hubungan bersama, seperti tekanan sosial dari teman dan keluarga yang tidak menerima perceraian serta investasi yang tidak dapat diambil kembali, seperti waktu dan uang (Story, 2015). Bentuk komitmen ini memang terkesan “memaksa” seseorang untuk bertahan dalam pernikahan, namun tidak dipungkiri bahwa dalam sebuah pernikahan tidak hanya melibatkan dua individu (suami dan istri), namun juga ada lingkungan sekitar yang ikut terlibat selain itu ada juga investasi yang sudah diberikan dalam pernikahan tersebut yang sangat disayangkan bila harus dilepaskan begitu saja.
Kesimpulannya, pernikahan bukan hal yang mudah namun juga bukan hal yang sangat sulit untuk dijalani. Pernikahan yang dilandasi rasa cinta yang besar dapat menumbuhkan komitmen pernikahan secara keseluruhan tanpa adanya rasa “terpaksa” untuk menjalani hubungan pernikahan. Hubungan yang baik dengan lingkungan orang sekitar pun dapat mendukung hubungan pernikahan yang kondusif.
Tim Penulis:
Neisya Laras Citra, Adriatik Ivanti, M.Psi., dan Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo M.A., M.Psi., Psikolog
Program Studi Psikologi – Universitas Pembangunan Jaya
Daftar Referensi:
- Agnew, Christopher, “Commitment, Theories and Typologies” (2009). Department of Psychological Sciences Faculty Publications. Paper 28.
- Johnson, M. P., Caughlin, J. P., & Huston, T. L. (1999). The tripartite nature of marital commitment: Personal, moral, and structural reasons to stay married. Journal of Marriage and Family, 6(1), 160-177. doi: 10.2307/353891
- Latifatunnikmah. (2015). Komitmen Pernikahan Pada Pasangan Suami Istri Bekerja.pdf. Retrieved November 16, 2016, from http://eprints.ums.ac.id/34151/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
- Story, C. A. (2015). The relationship between marital commitment, spiritual well-being, and satisfaction in marriage. Sam Houston State University.