Secara alamiah, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar tentang dunia ini. Mereka ingin tahu sebanyak mungkin yang mereka bisa. Mereka ingin tahu apa yang menyebabkan angin bertiup, bagaimana pohon tumbuh, mengapa ikan mempunyai sirip dan mengapa kura-kura ke mana-mana membawa “rumah.” Semua ini masuk dalam pemahaman tentang apa itu sains.
Tujuan sains adalah untuk memahami dunia melalui proses pencarian informasi. Banyak orang memahami sains sebagai menghafal materi di sekolah. Sebagian orang melihat sains sebagai kumpulan fakta, konsep, prinsip, hukum, teori serta model tentang bagaimana dunia ini bekerja. Sejatinya, sains tidak terbatas pada itu semua. Lebih dari itu, sains juga mencakup berbagai cara untuk terlibat dalam rangkaian proses belajar dan mencari tahu dengan mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, melakukan investigasi dan mengumpulkan data.
Anak belajar sains dengan melakukan eksplorasi dan eksperimentasi untuk mendapatkan penjelasan. Anak dapat mengikuti beraneka kegiatan, seperti memasuki planetarium, belajar tentang tata surya serta membuat roket, bercocok tanam, memasak, anak belajar konsep-konsep sains seperti:
- Sistem (sekumpulan hal yang saling mempengaruhi satu dengan lainnya). Contoh: anggota tubuh manusia, ekosistem di mana binatang dan tumbuhan hidup berdampingan
- Model (representasi dari obyek atau fenomena nyata). Contoh: uraian kata, gambar, alat peraga
- Kekekalan dan Perubahan (bagaimana hal berubah seiring perjalanan waktu). Contoh: dari benih menjadi tanaman, musim yang berubah dari kemarau ke penghujan
- Pola dan Hubungan (struktur dan pengorganisasian hal). Contoh: persamaan dan perbedaan dari sejumlah hal, pola di dalam
- Sebab dan Akibat (penjelasan atas fenomena). Contoh: bayangan disebabkan oleh sinar matahari, gravitasi mengakibatkan benda jatuh ke tanah
- Struktur dan Fungsi (hubungan antara karakteristik dan aksi). Contoh: perkakas punya bentuk dan fungsi tertentu, demikian juga sendok garpu sebagai alat makan
- Variasi (sifat yang berlanjut). Contoh: suara yang bisa meninggi dan merendah, warna yang beraneka ragam
- Keberagaman (perbedaan antar tipe). Contoh: jenih daun, mahluk hidup
Jelas bahwa sains memberikan dasar kepada anak untuk memahami dunia sekitarnya secara aktif, di mana dirinya menjadi penjelajah dengan melakukan berbagai eksplorasi secara menyenangkan. Lalu, bagaimana anak dapat mengembangkan diri untuk memahami sains?
Menggeluti sains membutuhkan ruang dan waktu. Untuk itu, anak perlu mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan berbagai keterampilan, antara lain sebagai berikut:
- Mengeksplorasi obyek, materi dan kegiatan
- Mengajukan pertanyaan
- Melakukan pengamatan secara cermat
- Melibatkan diri dalam investigasi sederhana
- Menggambarkan berbagai benda (misalnya dari segi bentuk, ukuran dan jumlah), membandingkan, mengurutkan, mengelompokkan dan menata berdasarkan aturan tertentu
- Mencatat hasil pengamatan menggunakan kata, gambar, tabel maupun grafik
- Menggunakan berbagai perangkat sederhana untuk membantu anak mengamati
- Mengenali pola dan hubungan
- Mengembangkan penjelasan dan gagasan secara tentatif
- Bekerjasama dengan orang lain
- Berbagi dan mendiskusikan gagasan serta menyimak perspektif baru
Semua hal di atas dapat dilakukan dimana pun – baik di rumah maupun di sekolah, dalam lingkungan sosial bersama teman maupun keluarga. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh Ayah dan Bunda agar anak bersemangat belajar sains, antara lain sebagai berikut.
- Hargai pertanyaan anak.
- Cari jawaban bersama-sama.
- Berikan ruang dan waktu untuk melakukan eksplorasi.
- Memahami bahwa eksplorasi terkadang… berantakan. Bermain air, mengaduk lumpur, menggali tanah – semua itu membuat pakaian kotor dan rumah berantakan.
- Belajar bersama dari kesalahan. Ketika eksperimentasi gagal, ambillah kesempatan tersebut agar Ayah dan Bunda bersama anak sama-sama belajar apa yang salah.
- Kembangkan rasa ingin tahu.
- Dukung anak untuk terus bereksplorasi. “Kira-kira apa yang akan terjadi ya kalau kita coba seperti ini, atau seperti itu?”
- Dorong anak untuk mencatat hasil pengamatannya. Menulis, menggambar, memotret, merekam suara, membuat video – merupakan berbagai cara untuk merekam pengamatan.
Penulis:
Gita Widya Laksmini Soerjoatmodjo, M.A., M.Psi., Psikolog
Program Studi Psikologi Universitas Pembangunan Jaya